Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

2.18.2008

SUMBER-SUMBER PENYEBAB ISTIQOMAH


Sungguh termasuk perkara yang tidak diperselisihkan sekalipun hanya oleh dua golongan dari kalangan ahlul ilmi dan iman bahwasanya sebab-sebab istiqomahnya orang yang telah diberi beban syariat secara umum dan pemuda secara khusus adalah dengan mereka mengambil manfaat dari sumber-sumbernya yaitu :

1. Alqur’an yang agung, pemberi peringatan yang bijak yang telah Allah SWT turunkan sebagai penjelas segala sesuatu, sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi kaum muslimin. Allah SWT juga telah mewasiatkan hambaNya untuk memperhatikannya dalam banyak ayatNya. Seperti firman Allah SWT :

Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, Yaitu kitab Tuhanmu (Al Quran). tidak ada (seorangpun) yang dapat merobah kalimat-kalimat-Nya. dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari padanya. (Q.S Al Kahfi :27)

Begitu pula firmannya

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Ankabut :45)

Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam juga sering mewasiatkan kepada kita untuk memperhatikan Alqur’an dalam berbagai kesempatan didalam sunnah-sunnahnya yang shahih seperti sabda beliau Sallallahu 'Alaihi Wasallam :

“Bacalah oleh kalian Alqur’an, sesungguhnya dia adalah pemberi syafaat pada hari kiamat, bacalah oleh kalian Az Zahrawaini (yaitu surah Albaqarah dan Ali Imran) karena sesungguhnya ia aka datang pada hari kiamat seolah-olah keduanya seperti sekelompok burung yang lebat bulunya yang akan melindungi pembacanya pada hari kiamat” Beliau kemudian bersabda “Bacalah oleh kalian Al Baqarah karena mengambilnya adalah barokah dan meninggalkannya adalah kerugian dan tukang sihir tidak mampu melawannya” 1

Juga Sabda Nabi Sallallahu 'Alaihi Wasallam

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Alqur’an dan mengajarkannya”2

Juga sabda beliau Sallallahu 'Alaihi Wasallam

“Dikatakan kepada para penghafal Alqur’an : Baca dan naiklah dan tartilkanlah sebagaimana kamu mentartilkannya didunia, sesungguhnya kedudukan kalian sesuai dengan akhir ayat yang kalian baca”3

Begitu pula dalil-dalil yang lain yang banyak baik dari kitab maupun sunnah. Sungguh benar seorang yang berkata dalam mensifati Al Quran

Dia adalah kitab yang apabila ada orang yang sedang membacanya

Seakan-akan sedang bercakap-cakap dengan Ar Rahman dengan kata-kata

Dia adalah jalan, dia adalah tali yang kuat

Dia adalah timbangan, dia adalah pegangan yang kokoh bagi siapa yang berpegang teguh

Dia adalah penjelasan dan pengingat yang bijaksana

Dia adalah perinci, maka cukupkanlah dirimu dengannya dari setiap perkara yang samara

Dia adalah ilmu dan peringatan bagi orang-orang yang mengambil pelajaran

Dia adalah nasehat-nasehat dan berita gembira bagi orang-orang yang mengambil pelajaran

Dia adalah yang diturunkan sebagai cahaya yang jelas dan petunjuk

Dan dia adalah obat bagi hati yang sakit

Akan tetapi itu semua bagi Ahli Iman apabila mereka mengamalkannya

Dengan apa-apa yang ada didalamnya dari ilmu dan hukum

Adapun orang yang berpaling darinya maka dia dapat melihatnya

Karena matanya buta tidak dapat melihat dari petunjuknya yang terang benderang

Asy Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan : “Para Salafush Shalih (Pendahulu kita yang sholih) telah mengetahui kedudukan pemberi peringatan yang bijaksana, Alqur’an yang agung dan kitab yang nyata ini. Maka mereka menganggap Alqur’an tersebut sebagai sumber yang paling besar yang diambil manfaat darinya sebab-sebab istiqomah diatas kebenaran, mereka saling berwasiat dengannya, mengambil penerangan dari cahayanya, sebagaimana mereka menganggap Alqur’an sebagai gizi yang bermanfaat bagi hati-hati mereka, sebagai pensuci bagi jiwa-jiwa mereka, serta sebagai pembersih bagi anggota badan mereka. Mereka saling merealisasikan Alqur’an dalam kehidupan amaliyah mereka yang nyata. Mereka halalkan apa yang Alqur’an halalkan, mereka haramkan apa yang Alqur’an haramkan. Mereka beriman dengan ayat-ayat muhkam dan mutasyabih. Mereka beradab dengan adabnya Alqur’an. Mereka berharap dengan janji yang ada didalam Alqur’an. Mereka takut dengan ancaman yang ada didalamnya. Mereka membenarkan seluruh janji-janji, ancaman-ancaman, kabar-kabar dan hukum-hukumnya. Mereka mengambil pelajaran dari kisah-kisah dan permisalan-permisalan yang terdapat didalamnya. Mereka mengambil manfaat dari pengarahan-pengarahan dan wasiat-wasiatnya. Mereka melaksanakan hak Alqur’an dalam bacaan, pemahaman, ataupun amalannya terus-menerus sepanjang siang dan malam. Maka merekapun diberi petunjuk untuk meniti kebenaran dan diberi nikmat istiqomah diatasnya. Maka gembiralah mereka didunia, alam barzah dan alam akherat mereka ketika orang-orang yang celaka dan lalai berpaling darinya orang-orang yang bodoh dan suka merusak keutamaan-keutamaan dan pengarahan-pengarahannya yang mana mereka diuji dengan penyakit Syubhat dan Syahwat sehingga mereka diharamkan dari kehidupan yang baik dan berbarokah. Hanya orang sabar saja yang dapat menemui kehidupan tersebut dan tidak dapat menemui kehidupan tersebut kecuali orang-orang yang telah mendapatkan keberuntungan yang besar. Sunguh benar apa yang difirmankan Rabb kita yang mulia Azza Wa Jalla

Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila Dia mengeluarkan tangannya, Tiadalah Dia dapat melihatnya, (dan) Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah Tiadalah Dia mempunyai cahaya sedikitpun.(Q.S An-Nur :40)

2. Sunnah Nabawiyah yang mulia dengan cahayanya yang cemerlang yang menafsirkan Alqur’an , menjelaskan apa yang global didalamnya dan sebagai saksi bagi kebenaran, kebaikan, kesempurnaan dan keagungan Alqur’an. Demikian pula Alqur’an mengajak untuk mengamalkan As Sunnah dan mengambil seluruh apa yang terdapat didalam As Sunnah tersebut berupa perintah-perintah maupun larangan-larangan, janji-janji maupun ancaman-ancaman, adab maupun akhlaq, dan perikemanusiaan maupun perikehidupan. Sudah bukan merupakan sesuatu ang asing lagi kalau Kalamullah dan As Sunnah Ash Shahihah tersifati dengan sifat-sifat kesempurnaan dan kemuliaan, karena keduanya adalah sumber cahaya yang satu dan dua hal yang tidak dapat dipisahkan bahkan keduanya bersatu dalam dakwah kepada perealisasian setiap kebaikan, kebajikan dan kedamaian serta memperingatkan manusia dari sifat kejelekan, kejahatan, dan kerusakan. Apabila keadaan keduanya demikian, maka hendaklah kaum muslimin secara umum dan para pemuda secara khusus mengetahui bahwasanya keduanya adalah sumber yang paling besar untuk diambil darinya sebab-sebab istqomah diatas pintu gerbang kebaikan, kelapangan cahaya dan petunjuk.

3. Sejarah Nabi Sallallahu 'Alaihi Wasallam yang mulia (Siroh Nabawiyyah) yang mengisahkan kepada manusia pengutusan beliau yang penuh kasih saying, risalah beliau yang mulia, dakwah beliau yang penuh hikmah, kesungguhan beliau yang ikhlas lagi mulia, dan wilayah kekuasaan beliau yang telah mencakupsebagian besar dunia ini setelah Allah ‘Azza wa Jalla memberikan kemenangan yang besar bagi beliau Sallallahu 'Alaihi Wasallam . dari sejarah Nabawiyyah ini kita dapat mengambil faedah dalam mengetahui sebab-sebab istiqomah, sebagimana firman Allah SWT

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah" (Q.S Al Ahzab :21)

4. Sejarah Shalafush Sholih pewaris para nabi Nabi Sallallahu 'Alaihi Wasallam pemilik ilmu dan amal yang sholih dari kalangan para shahabat Radhiallahu 'Anhu dan tabi’in serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan penuh keimanan dan keihsanan. Sesungguhnya sejarah mereka yang mulia termasuk sumber yang berbarokah yang diambil dari sebab-sebab istiqomah.

Inilah sumber-sumber utama yang teranggap sebagai rujukan pokok untuk sebab-sebab yang telah disebutkan. Adapun selainnya masuk didalam lingkupannya dan cabang darinya. Maka sudah seyogyanya bagi orng-orang yang ditugaskan untuk mendidik dan memperhatikan para pemuda untuk memahami sumber-sumber ini dan meluaskan wawasan keilmuan mereka padanya agar mereka dapat menjadi teladan didalam perbuatan-perbuatan yang berbarokah dan amal-amal shalih yang dibarengi dengan perkataan yang baik dan benar yang dengan hal tersebut pengajaran mereka akan menghasilkan buah yang siap dituai. Begitu pula agar mereka mendapatkan kemenangan berupa pahala yang besar dan mencapai kebaikan yang banyak sebagai rahmat dan keutammaan dari Allah ‘Azza wa Jalla yang Maha Mendengar dan Maha Melihat

Dikutip dari tulisan Asy-Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali dalam kitab Agar Pemuda Tetap Istiqomah”

Catatan kaki

  1. H.R Muslim dari sahabat Abu Umamah Al Bahily Radhiallahu 'Anhu (1/553)
  2. H.R Bukhari (4/1919)
  3. H.R Tirmidzi (5/177), Abu Dawud (2/73)dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al Albany Rahimahullah dalam Silsilah Ash Shahihah

0 komentar:

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com